AKUNTANSI:
SEBUAH
ILMU DENGAN BERAGAM PARADIGMA
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Teori
Akuntansi
Yang dibina oleh Dr. H. Eka Ananta
Sidharta, S.E., M.M., Ak, CA
Oleh
Dyah Ayu Khumairo’ 120422403191
Syukriyah 120422425873

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Desember 2014
AKUNTANSI:
SEBUAH ILMU DENGAN BERAGAM PARADIGMA
A. Konsep
Paradigma
1.
Perubahan –
perubahan revolusioner, teori-teori, dan paradigma ekuilibrium tersela
Selama periode ekuilibrium, sistem
akan menjaga dan melaksanakan pilihan dari struktur dalam mereka. Sistem akan
membuat penyesuaian-penyesuaian yang melindungi struktur dalam dari gangguan
internal dan eksternal, dan berbergerak secara perlahan mengikuti jalur yang
telah ditentukan dalam struktur dalam.
2.
Teori umum
Kuhn tentang Revolusi ilmiah
Struktur
adalah suatu jaringan kerangka kerja, “pilihan –pilihan” yang terindipenden dari suatu konfigurasi
dasar yang menyusun unit-unit suatu sistem, dan aktivitas-aktivitas yang
mempertahankan baik konfigurasi maupun pertukaran sumber daya yang dimiliki
oleh sistem dengan lingkungannya. Struktur dalam pada sistem – sistem yang
diciptakan manusia sebagian besar bersifat implisit.
B. Macam –
macam Paradigma
Usulan-usulan
di bawah ini di buat oleh terbitan dari American
Accounting Asociantion pada tahun 1997, yang berjudul Statement of Theory Appectance, paradigma-paradigma berikut ini di
usulkan oleh terbitan tersebut:
1.
Paradigma
antropologis
2.
Paradigma
laba sebenarnya ( true-income )/
model keputusan.
3.
Paradigma
keputusan( decision usefulness )/model
keputusan.
4.
Paradigma
kegunaan keputusan /pengambil keputusan( decision
maker )/prilaku pasar agregat (agregate
market bahavior)
5.
Paradigma
kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna induvidu.
6.
Paradigma
informasi/ekonomi
A. Paradigma
Antropologis/Induktif
Bagi mereka
yang menerapkan paradigma antropologis/induktif, subyek permasalahan yang
mendasar adalah :
1.
Praktik-praktik
akuntansi yang sudah ada.
2.
Sikap
manajemen terhadap praktik-praktik tersebut.
Para
pendukung dari pandangan ini menyatakan secara umum bahwa teknik-tekniknya
dapat di peroleh berdasarkan ata penggunaan mereka yang telah teruji atau bahwa
manajemen memainkan suatu peranan utama dalam menentukan teknik-teknik yang
akan di implentasikan.
Konsekuensinya,
tujuan penelitian tujuan akuntansi yang di kaitakn dengan paradigma
antropologis/induktif adalah untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan praktik-praktik
akuntansi yang sudah ada.
Empat teori
dapat di pertimbangkan sebagai bagian paradigma antropologis/induktif :
1.
Ekonomi
informasi
2.
Model
analitiss/keagenan
3.
Perataanlaba/hipotesis
manajemen penghasilan
4.
Teori
positif dari akuntansi
Mereka yang menerapkan paradigma antropologis/indiktif cenderung akan
menerapkan salah satu dari tiga teknik di bawah ini :
1.
Teknik-teknik
yang di gunakan dalam penelitian perataan laba
2.
Teknik-teknik
yang di gunakan dalam penelitian manajemen penghasilan
3.
Teknik-teknik
yang di gunakan dalam penelitian teori positif
B. Paradigma laba sebenarnya/deduktif
Bagi mereka
yag menerapkan paradigma laba sebenarnya/deduktif, subyek permaasalahan yang
mendasar adalah :
1.
Penyusunan
suatu teori akuntansi berdasarkan pada
pemikiran yagn logis dan normatif dan ketegasan konseptual.
2.
Suatu konsep
laba yang ideal pada metode lain sealain metode biaya historis.
ManNeal
menyatakan suatu konsep laba ideal adalah seabagai berikut : Terdapat suatu
definisi yang tepat dari laba dalam
artian akuntansi “laba” adalah
suatupeningkatan kaekayaan bersih
Alexandar
yagn juga mengemukakan mengenai suatu konsep laba ideal :
Kita juga
harus mengemukakan apakah laba ekonomi adalah suatu hal yang ideal, di man
alaba akuntansi hanya memiliki perbedaan sampai sejauh tingkatan bahwa ideal
adalah suatu hal yang secara pratik tidak
akan dapat terpenuhi, atau apakah laba ekonomi adalah suatu hal yang
pantas bahkan tidak akan dapat di ukur dengan pasti.
Teori yang
munculdar paradigma laba sebenarnaya/deduktif menyajikan
alternatf-alternatifbag sistem akuntansi biaya historis. Secara umum ada lima
teori yagn dapat di identifikasikan :
1.
Akuntansi
tingkat harga yagn telah di sesuaikan (atau daya beli saat ini)
2.
Akuntansi
biaya penggantian.
3.
Akuntansi
nilai pembatasan.
4.
Akuntansi
kontemporer(nilai bersih yang dapat di realisasikan)secara kontinu.
5.
Akuntansi
nilai sekarang.
Masing-masing
teori di atas menyajikan metode-metode alternatif darri penilaian aktiva dan
penentuan laba yang di duga dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dari sistem
akuntansi biaya historis.
Bagi mereka
yang menerima paradigma laba sebenarnya/deduktif umumya menerapkan pemikiran
analitis untuk membenarkan penyusunan dari suatu teori akuntansi atau untuk
mengungkapkan mengenai keunggulan-keunggulan dari model penilaian
aktiva/penentuan laba tertentu selain dari akuntansi biaya historis.para
pendukung dari paradigma ini umunya melaanjutkan dai tujuan dan
postulat-postulat mengenai lingkungan hingga ke metode yang spesifik.
C. Paradigma
kegunaan keputusan/model keputusan
Chambers
tidak mengejar pandangan mengenai paradigma kegunaan/model keputusan (decision-model)ini. Ia lebih memilih
untuk mendasarkan suatu teori akuntansi berdasarkan atas kegunaan dari” setara
kas lancar” daripada para model-model keputusan dar kelompok-kelompok pengguna
tertentu. Demikian pula, May menawarkan suatu daftar kegunaa dari akun-akun
keuangan tanpa secara eksplisit menerapkan pendekatan model keputusan di dalam
formulasi darri suatu teori akuntansi.[1][1] Menurut
May, akun keungan di gunakan sebagai :
1.
Laporan
mengenai kepengurusan.
2.
Suatu basis
bagi kebijakan fisikal.
3.
Suatu
kriteria mengenai legalitas dari deviden.
4.
Suatu pedoman
untuk menyadarkan aktivitas dividen.
5.
Suatu basis
bagi pemberian kredit.
6.
Informasi
bagi calon-calon investor prospektif.
7.
Suatu
pedoman mengenai nilai dari investasi yagn telah di hasilkan.
8.
Bantuan dari
suvervisi pemerintah.
9.
Suatu basis
untuk regulasi tingkat harga.
10.
Suatu basis
untuk perpajakan.
Suatu sistem
akuntansi hendaknya di rancang untuk memberikan informasi yang relavan terhadap
model-model pengambilan keputusan yang rasional. Sistem akuntansi tidak dapat
memberikan semua informasi yang di inginkan oleh semua pengambil keputusan dan
oleh karenanya kita harus memutuskan untuk mengeluarkan beberapa jenis
informasi dan memasukkan jenis-jenis informasi yang lainnya.
Membatasi
model-model pengambilan keputusan ke model-model yanng rasional memungkinkan
adanya pengecualian sekumpulan data berdasarkan atas tingkah laku dari
pengambil keputusan. Ia memungkinkan kita untuk berrkonsentrasi padda hal-hal
yang telh terbukti efektif dalam mencapai sasaran para pengambil keputusan.[2][2]
Bagi mereka
yagn menerapkan model kegunaan keputusan/model keputusan. Subyek permasalahan
yang mendasar adalah kegunaan dari informasi akuntansi bagi model
keputusan. Informasi yang relavan bagi
suatu model keputusan atau kriteria akan di tentukan dan selanjutnya di
implementasikan dengan memilih alternatif
akuntansi terrbaik. Kegunaan dari suatu model keputusan di samakan
dengan relevansi terhadap suatu model keputusa.
Dua jenis
teori dapat dimasukkan kedalam paradigma kegunaa keputusan/model keputusan.
Jenis teori pertama berkaitan dengan perbedaan jenis-jenis model keputusan yang
di kaitkan dengan pengambilan keputudan bisnis ( pemograman linier,
penganggaran modal, sewa versus beli, buat versus beli dan seterusnya). Jenis
teori yang kedua berhubungan dengan peristiwa-peristiwa ekonomi yang berbeda
yang dapat mempengaruhi kelangsunga usaha(kebangkrutan, pengambil alihan,
pengganbungan usaha, perringkat obligasi dan seterusnya).
Mereka yang menerima paradigma kegunaan model/model keputusan
cenderrung untuk berganttung pada teknik-teknik empiris untuk menentukan
kemampuan peramalan dari item-item informasi
yang telah di pilih. Pendekatan umumnya adalah menggunakan analisis untuk
diskriminan untuk mengklasifikasikan menjadi satu dari beberapa pengalompokan apriori, tergantung pada masing-masing
karakteristik keungann individu.
D.Paradigma
kegunaan keputusan/pengambil keputusan /prilaku pasar agregat.
Bagi mereka yang menerapkan paradigma kegunaan
keputusan/pengambil keputusan/prilaku pasar agregat, subyek permasalahn yang
mendasar adalah respons pasar agregat terhaddap variabel-variabel akuntansi. Secara umum kegunaan keputusan
dari variabel-variabel akuntansi dapat di peroleh dari prilaku pasar agregat
atau yang di sajikan oleh Gonedes dan Dopuch bahwa hanya dampak-dampak dari
prosedur atau spekulasi akuntansi alternatif yamg dapat dinilai dari prilaku
pasarr agregat. Meonedes dan Dopuch pemilihan sistem informasi akuntansi akan
di tentun oleh prilaku pasar agregat.
Hubungan antara prilaju pasarr agregatdanvariabeel
akuntansi di dasarkan pada teori mengenai efesiensi pasarr modal. Menurut teori
ini, pasar untuk surat berhargaakan di anggap tidak efisien di mana (1)harga
pasar “sepenuhnya mencermink informasi” seluruh informasi yang terseedia untuk
publik dan sebagai implikasinya(2) harga pasar adalah tidak biasa dan dapat
dengan segera merespons informasi baru. Teori ini memiliki artian bahwa secara
rata-rata, pengembalian yang abromal (kelebihan pengembalian darri ekuiblirium
pengambilan yang di harapkan) yang di porroleh karena menerrapkan seperangkat
informasi yang ada dan bersama-sama denagn skela perdagangan mana pun adalah
nol. Perubahan perangkat informasi ini akan secara otomatis menghasilkan
ekuiblirium baru. Bahkan teori ini
mengonfirmasikan parradigma prilaku pasar yang meliputi :
1.
Model pasar
efisien.
2.
Hipotesis
pasarr efisien.
3.
Model
penetapan harga aktiva modal.
4.
Teori
penetapan harga arbitrase.
5.
Teori
ekuilibrium mengenai penetapan harga opsi.
Mereka yang menerima paradigma pasarr bergantung pada metode-metode
berrikut ini:
1.
Model pasar.
2.
Model
estimasi beta.
3.
Metodologi
studi peristiwa.
4.
Model
penilaian daro Ohslon
5.
Model
evaluasi neraca tingkat harga.
6.
Model muatan
informasi dari laba
7.
Model
mengenai hubungan antara laba dan pengambilan.
E. Paradigma
kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu
Hasil karya
dari William Bruns dapat di anggap seebagai contoh pertama dari paradigma
peangambil keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu.[3][3] Bruns
mengusulkan hipotesis yang menghubungkan penggunaan informasi akuntansi dan
relevansi dari informasi akuntansi terhadap konsepsipengambil keputusan tentang
akuntansi, dan informasi lain yang tersedia terhadap dampak
informasiakuntansipada berbagai keputusan. Hipotesis-hipotesis ini juga di
kembangkan dalam suatu model yang mengidentifikasi dan menghubungkan
faktor-faktor yang mungkin menentukan kapan keputusan akan di studi mengenai
bagaimana fungsi-fungsi dalam laporan akuntansi mempengaruhi perilaku dari para
akuntan dan nonakuntan.
Bagi mereka yang menerapkan paradigma kegunaan
keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu, subyek permasalahan yang
mendasar adalah respons dari pengguna individu terrhadap variabel-variabel
akuntansi. Para penyokong paradigma ini berpendapat bahwa, secara umum kegunaan
keputusan darri variabel akuntansi dapat di dapatkan dari prilaku manusia.
Dengan kata lain, akuntansi di pandang sebagai suatu proses prilaku. Tujuan
penelitian akuntansi keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan,
meramalkan prilaku manusia dalam konteks akuntansi. Paradigma ini menjaddi
perhatian dari para pengguna internal akuntansi, prosedur dan menyokong
informasi, serta masyarakat umum dan perwakilannya.
Kebanyakan penelitian yang berrkaitan dengan paradigma
kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna individu telah di laksanakan
keuntungan dari formasi yang eksplisit dari suattu teori. Umumnya, sebagai
alternatif dari mengmbangkan teori-teori akuntansi keprilakuan yang tepat
adalah meminjam darri disiplin ilmu yang lain. Sebahagian besar teor-teori yang
di pinjam menjelaskan dan meramalkan prilaku manusia dalam konteks akuntansi
dengan cukup memandai. Teori-teori yang di pinjam ini meliputi :
1.
Relavisme
kognitif dalam akuntansi
2.
Relavisme
kultural dalam akuntansi
3.
Dampak
kprilakuan dari informasi akuntansi
4.
Relavisme
linguistik dalam akuntansi
5.
Hipotesis
fungsional dan fiksasi data
6.
Hipotesis
induksi informasi
7.
Hipotesis
organisasional dan kelonggaran penganggaran
8.
Pendekatan
kontinjensi terhadap perancangan sistem akuntansi
9.
Penganggaran
partisipatif dan kinerja
10.
Model-model
pemrosesan informasi manusia yang mencakup :
a)
Model lensa
b)
Model
pertimbangan probabilistik
c)
Model
prilaku prakeputusan
d)
Pendekatan
gaya kognitif
Mereka yang
menerima paradigma ini cenderung untuk menggunakan seluruh metode yang di
dukung oleh teknik-teknik observasi, wawancara, dan kuesioner, sert percobaan
adalah metode yang di sukai. Hal ini merupakam titik awal yang baik untuk
validasi lebih lanjut.
F. Paradigma
informasi/ekonomi
Contoh dari paradigma informasi/ekonomi yagn di ucapkan oleh Crandall,
Feltham, serta Feltham dan Demski. Dalam makalah pendahulunya, Feltham
mengusulkan suatu kerangka kerja untuk menentukan nilai dari suatu perubahan
dalam keputusan informasi (pengambil keputusan). Kerangka kerja ini bergantung
pada masing-masing komponen yang di butuhkan untuk menghitung pengembalian(atau
manfaat) yang di harapkan oleh suatu sistem informasi tertentu.
Komponen-komponen terrsebut adalah:
1.
Seperangkat
tindakan-tindakan yang mungkin di alakukan pada tiap-tiap priode dalam suatu
rentang waktu.
2.
Fungsi
pengembalian atas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada priode berlangsung.
3.
Hubungan
probabilistik antara peristiwa-perristiwa masa lalu dan masa datang.
4.
Periwtiwa
dan sinyal-sinyal dalam sistem informasi, terrmasuk sinyal-sinyal dari masa
lalu dan masa datang.
5.
Seperangkat
aturan-aturan kepututsan sebagai fungsi dari sinyal-sinyal.
Crandall
menilai kegunaan dari paradigma informasi/ekonomi terhadap perkembangan masa
datang dari teori akuntansi dan menawarkan pandekatan “ekonomi informasi
terapan” sebagai suatu terapan mainstrem teori
akuntansi yang baru. Sederhananya, pendekatan ini terdiri atas pengakuan secara
eksplisit setiap komponendari model informasi/ekonomi dan memperluas ruang
lingkup dari rancangan akuntansi untuk mencangkup selirih komponene-komponen
ini.
Bagi mereka yang yang mengadaptasi paradigma
informasi/ekonomi, subyek permasalahan yang mendasar adalah :
a.
Informasi
adalah suaut komoditas ekonomi
b.
Perrolehan
informasi adalah serupa dengan masalah mengenai pilihan ekonomi.
Nilai dari
informasi di lihat dari segi kriteria biaya manfaat dalam struktur formal dari
teori keputusan dsn teori ekonmi. Hal ini di jelaskan sebagai berikut :
Masalah yang
di perdebatkan sehubungan dengan akuntansi akrual bergantung pada dasar-dasar
pemikiran bahwa (1) laba yang di laporkan menurut akuntansu akrual melebihkan
lebih banyak informasi dari pada yang
akan di berikan oleh sistem akuntansi berorientasi arus kas yang kurang begitu
ambisius,(2) akuntansi akrual adalah cara yang paling efisien untuk
menyampaikan tambahan informasi ini, dan juga sebagai akibat yang wajar, (3)
nilaidari tambahan sistem informasi seperti itu melebihi biayanya.[4][4]
[1][1]
May,G.O.,financial Accounting(New
York”Macmillan, 1943),h. 19.
[2][2]
Ibid.,h. 199.
[3][3]
Bruns, William j., Jr., “Accounting Information and Decision making: Some
Behavioral Hypotheses,” The
AccountingReview (juli
1968), h. 469-80.
[4][4]
Beaver, Wiliiam, dan Demski, Joel S.,”The Nature of Income Measurment,” The
Accounting Review (januari 1979),h. 43