ELEMEN DAN STRUKTUR
TEORI AKUNTANSI
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori Akuntansi yang
dibina Dr.H.Eka Ananta S., SE., MM., Ak., CA.
Oleh
Dyah Ayu
Khumairo 1204224203191
Syukriyah 120422425873
PROGAM STUDI S1
AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
September 2014
A. Sifat Struktur Teori Akuntansi
Pendekatan dan metodologi apa pun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi (deduktif atau induktif,
normatif atau deskriptif), kerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada
serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut ini:
1.
Pernyataan
tujuan laporan keuangan.
2. Pernyataan postulat dan konsep
teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit
akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip
dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi
yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
Tiga
elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:
1.
Postulat
akuntansi;
2.
Konsep-konsep teoritis akuntansi;
3.
Prinsip-prinsipakuntansi.
B. Sifat
Postulat Akuntansi
Dalam teori
akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip, tetapi
mempunyai arti yang berbeda seperti istilah : aksioma, postulat, konsep, convention,
generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma, dll. Kebingungan seperti itu dapat
dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori akuntansi secara
deduktif, proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan dasar untuk
postulat dan konsep teoritis dari mana teknik-teknik diturunkan.
Kita
memulai dengan definisi berikut ini:
1. Postulat
akuntansi
adalah pernyataan yang dapat
membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi,
politik, sosiologi dan hokum di suatu tempat dimana akuntansi itu beroperasi.
2. Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan
pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas
akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh
kepemilikan pribadi atas kekayaan.
3. Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang
diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi yang mengatur
pengembangan teknik-teknik akuntansi.
4. Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akun-akuntansi untuk memperlakukan transaksi
atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.
C.
Postulat-postulat Akuntansi
1.
Postulat Entitas (Entity)
Akuntansi
mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity
(lembaga atau peruahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut
konsep ini kita bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan
pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah
dari pemiliknya.
Berdasarkan
pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dar akuntansi yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh lembaga
atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep
ini disebut dengan firm oriented.
Dari sisi lain
konsep entity ini dilihat dari
kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi
lembaga tadi. Pengertian ini disebut dengan user
oriented. Dalam konsep ini yang
menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para pemakainya. Informasi apa yang
diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan keuangan . Untuk
mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :
1.
Kepentingan para pemakai laporan
2.
Sifat-sifat dari para pemakai laporan
Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi
Lingkungan, Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak
adalah apa yang diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang
apa maunya teori akuntansi.
2.
Postulat Kelangsungan Usaha (going concern)
Postulat kelangsungan usaha, atau
postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi
untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan.
Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi
dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan
terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.
Postulat ini
memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan book
value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini
seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan
didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan
ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang
dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada
perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya
berbeda atau jauh lebih rendah dari
perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga
membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan,
konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan
berjalan.
Postulat going concern ini juga dapat
dipergunakan untuk mendorong agar manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan
pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan
dalam jangka waktu yang lama atau terus
menerus agar ia mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.
3.
Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)
Postulat ini,
yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap transaksi
harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur
yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan
2 keterbatasan yaitu :
1. Akuntansi
terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa mencatat informasi
non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya
menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit,
angka-angka dan berorientasi pada masa lalu. Informasi non akuntansi dianggap
kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan berorientasi pada
masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya agar informasi yang
diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan aspek kualitatif melalui
berbagai instrumen laporan.
2. Unit moneter
itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli. Pada
kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh inflasi sehingga
informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.
4.
Postulat Periode Akuntansi
Meskipun postulat kelangsungan usaha
menyatakan bahwa perusahaan akan tetap ada untuk periode waktu yang tidak
terbatas, pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan
kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap
kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi
menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam
kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
Panjangnya periode waktu dapat
bervariasi tetapi hukum pajak penghasilan yang mensyaratkan penentuan income
dengan dasar tahunan dan praktik bisnis tradisional, menggunakan periode normal
satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan periode akuntansi yang
terkait dengan tahun kalender, beberapa perusahaan menggunakan tahun fiskal
atau tahun bisnis alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan
tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika
aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan informasi
yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan
laporan interim yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan.
Studi empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan
dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan
interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles
Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim
seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang
digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.
D. Konsep-konsep Teoritis Akuntansi
1.
Teori Proprietary/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas
sebagai “agen”,
perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi
pemegang saham". Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan
terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan
keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis
kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:
Aset -
Utang = Ekuitas Pemilik.
Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki
aset dan sekaligus memiliki kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah
kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban perusahaan. Oleh karena itu,
teori ini berorientasi pada neraca (balance
sheet oriented). Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan
mengukur perubahan hak dan kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya
dianggap sebagai kenaikan atau penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap
berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen
adalah pengambilan modal.
Beberapa istilah akuntansi yang
dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti penyajian divide per share, earning
per share, equity method dalam pencatatan perkiraan investasi pada perusahaan lain dan lain-lain.
2.
Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas
sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal
pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat
kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini,
persamaan akuntansinya adalah:
Aset =
Ekuitas
Aset=
Utang+ Ekuitas Pemegang saham
Aset adalah hak perusahaan, ekuitas menunjukkan sumber aset yang berasal
dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor
dan pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat di mana perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham
adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait
dengan income, control, risiko,dan likuidasi. Laba adalah milik perusahaan sebelum dibagikan kepada pemilik.
Teori ini berorientasi
pada laporan laba rugi (income statement
oriented). Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur
pestasi kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan
demikian, income merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban
perusahaan kepada pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity
pemilik terjadi setelah dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap
sebagai hak milik perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak
dan bunga pinjaman dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan kreditor.
Oleh karena itu, bukan biaya.
Beberapa
pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :
1. Penggunaan
LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini lebih baik
dalam penentuan pendapatan dari pada FIFO di masa inflasi.
2. Penyajian
laporan keuangan konsolidasi
3. Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim
sesuai dengan konsep ini
3.
Teori dana (Fund Theory)
Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian
bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan
kewajiban yang harus ditunaikan disebut fund
yang masing-masing pos memiliki aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian teori dana menganggap bahwa
unit usaha merupakan sumber ekonomi
(dana) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap
penggunaan aset atau dana tersebut.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan Aset
Dalam persamaan
ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban
merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi
dana ini memusatkan perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat perhatiannya
adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada laporan
sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari mana dana dan
ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku untuk organisasi
pemerintah atau non profit (nirlaba).
4.
The enterprise Theory
Sejalan dengan
kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik oleh perusahaan,
maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori ini yang menjadi
pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau yang
memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.
Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor, pegawai dan
pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini harus
diperhatikan dalam penyajian informasi laporan keuangannya. Menurut teori ini
akuntansi jangna hanya mementingkan informasi bagi pemilik perusahaan, tetapi juga pihak lainnya juga
yang memberikan kontribusi langsung dan
tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau
lembaga.
E.
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Banyak pihak
baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar akuntansi
tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang memiliki kadang memiliki
perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat
tersebut.
Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :
a.
Dasar Acrual
Artinya dalam
menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi didasarkan pada kejadian atau
perisiwa bukan didasarkan pada transaks kas.
b.
Kelangsungan Usaha
Laporan
keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan melanjutkan
usahanya, da;lam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan likudasi.
APB Statement
No.4 memberikan smbilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :
1.
The cost Principle
Menurut
pendapat ini, cost principle atau
disebut juga acquisition cost adalah
dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga
pokok dan equity. Dengan kata lain,
setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal
perolehan.
APB statement No.4 mendefinisikan cost
sebagai berikut :
Cost adalah suatu
jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan
atau barang lain yang diserahkan , modal saham yang dikeluarkan, jasa yang
diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang
diterima atau akan diterima.
Kelemahan dari
prinsip ini yang paling utama adalah akibat nila uang atau kemampuan daya beli
yang tidak stabil sehingga bisa terjadi kemngkinan kesalahan pembaca dalam
membaca lapran keuangan yang disajikan secara cost principle.
2.
The Revenue Principle
Prinsip ini
menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue sebagai salah
satu elemen penyusunan laporan laba rugi.
KESIMPULAN
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi
teori akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi
sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur
teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur
teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
- Pernyataan tujuan laporan keuangan
- Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang
terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat
dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan
- Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang
didasarkan pada postulat dan konsep teroritis
- Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan
dari prinsip-prinsip akuntansi
Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori
akuntansi menjamin pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa
mendatang. Laporan keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal
semata-mata merupakan refleksi penerapan struktur teori akuntansi. Perbaikan
isi dan format laporan keuangan berkaitan dengan perbaikan struktur teoritis
akuntansi. Agenda terpentint dari badan-badan akuntansi seharusnya adalah
penyusunan elemen-elemen teori akuntansi yaitu tujuan akuntansi, postulat
lingkungan, konsep teoritis prinsip akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui,
Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Buku
I Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.
Hery.
2009. Teori Akuntansi. Kencana:
Jakarta.
ARTIKEL ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Dalam mendefenisikan akuntansi terdapat pandangan yang
berbeda-beda. Pada perkembangan saat ini akuntansi dapat kita defenisikan
dengan mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa.
Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat
keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalama
pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan antara alternatif
tindakan yang ada.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang
proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan-perbedaan teori-teori akuntansi.
Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan teori
akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa
pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar
dalam memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian
akuntansi. Teori didefenisikan sebagai kumpulan gagasan[konsep], defenisi, dan
dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan
menjelaskan hubungan antarvariabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan
serta memprediksikan fenomena tersebut.
Struktur Teori Akuntansi
Pendekatan dan metodologi apapunyang
digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan yang dihasilkan
didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan
teknik akuntansi. Struktur akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai
berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep
teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit
akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsi-prinsip
dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi
yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan
pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan, menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan
hukum tempat akuntansi beroperasi.
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak
memerlukan pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan
kesesuaiannya dengan tujuan.
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang
diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur
perkembangan teknik-teknik akuntansi.
Teknik akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari
prinsip akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang
dihadapi oleh entitas akuntansi.
II. Postulat-postulat Akuntansi
1. Postulat entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dar
suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas. Postulat entitas
menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi terpisah dari
pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat merumuskan bidang perhatian akuntan
dan membatasi jumlah objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke
dalam laporan keuangan. Selain itu, postulat juga memungkinkan akuntan
membedakan antara transaksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan
keuangan adalah transaksi perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan
tanggungjawab pelayanan manajemen berada pada pemegang saham.
Defenisi lain entitas akuntansi
adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbagai pemakai, dan bukan
aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih
berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
2. Postulat Kelangsungan Usaha
Postulat kelangsungan usaha
menyatakan bahwa entitas akuntansi alan terus beroperasi. Postulat berasumsi
bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang akan datang
yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi
untuk jangka waktu yang tidak tertentu.
3. Postulat Unit Pengukur
Postulat unit pengukur menyatakan
bahwa akuntansi adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas
perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan
pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang
seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Kebertukaran
barang, jasa dan modal diukur dalam satuan uang.
4. Postulat Periode Akuntansi
Meskipun postulat kelangsungan usaha
menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada pada periode waktu yang tidak
terbatas, namun adakalanya pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi
keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Dari hal
tersebut maka postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan
perusahaan seharusnya dingkapkan secara periodik.
III. Konsep-konsep Teoritis Akuntansi
1. Teori proprietari/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary entitas
sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan inividual atau
pengoperasian pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat
kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat
laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan
menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi.
Aset-Utang = Ekuitas Pemilik
2. Teori entitas
Teori entitas memandang entitas
sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pemilik modal. Unit bisnis
memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab terhadap pemilik maupun
kreditor. Menurut teori ini persamaan akuntansinya adalah
Aset=Ekuitas
Aset=Utang + Ekuitas Pemegang Saham
3. Teori Dana
Dalam teori dana kelompok aset dan
kewajiban dan restriksi terkait disebut dana yang mengatur penggunaan aset.
Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi [ dana
] serta kewajiban dan restriksi mengenai penggunaan sumber daya. Persamaan
akuntansinya adalah
Aset = Restriksi Aset
Teori dana berorientasi aset dalam
pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan aset
secara memadai. Teori dana ini terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi
nirlaba. Teori dana juga relevan untuk organisasi laba yang menggunakan dana
untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan [sinking fund ],
akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang
atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancar atau tetap dan konsolidasi.
IV. Prinsip-prinsip Akuntansi
1. Prinsip Kos
Menurut
prinsip kos, kos pemerolehan [acquisition] atau kos historis merupakan dasar
penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasam
expenses, kos dan ekuitas. Dengan kata lain, dinilai dengan harga pertukaran
pada saat barang tersebut dibeli dan tercatat dalam laporan keuangan pada nilai
atau porsi amortisasi nilai barang.
Kos
menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk
memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga
pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip kos
dapat diterapkan dalam pengukuran utang dan modal.
Prinsip
kos dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan usaha.
Kos perolehan adalah objektif di mana informasi yang dihasilkan dapat diuji
kebenarannya. Postulat kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan
meneruskan usahanya, aktivitasnya secara tak terbatas, sehingga mengeliminasi
perlunya menggunakan nilai sekrang atau nilai likuidasi untuk penilaian aset.
2. Prinsip Revenue
a.
Sifat-sifat
komponen revenue
Revenue dapat diintepretasikan
sebagai
-
Aliran
masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa
-
Aliran
keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
-
Poduk
perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu.
Terdapat perbedaan intepretasi atas
sifat revenue disebabkan adanya perbedaan pandangan tentang apa yang seharusnya
masuk sebagai revenue. Pandangan revenue yang komprehensif memasukkan semua
hasil dari aktivitas bisnis dan investasi. Revenue dianggap sebagai semua
perubahan dalam aset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan
keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aset tetap dan investasi.
Sedangkan pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya memasukkan hasil
yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan mengeluarkan penghasilan
investasi dan keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset tetap.
b. Pengukuran revenue
Revenue diukur dalam pengertian
nilai pertukaran produk atau jasa dalam sebuah transaksi yang lugas. Terdapat
dua intepretasi revenue yang muncul dari konsep revenue ini :
1. Potongan tunai dan berbagai
pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang tak tertagih,
memerlukan penyesuaian untuk menghitung ekuivalen kas bersih yang sesungguhnya
atau nilai diskontoan sekarang atas klaim uang dan secara konsekuen harus
dikurangkan ketika harus menghitung revenue.
2. Untuk transaksi non-kas, nilai
pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar barang/jasa yang diberikan atau diterima,
mana yang lebih muda dan jelas menghitungnya.
c.
Waktu
pengakuan revenue
Umumnya diakui revenue dan income
yang diperoleh dalam semua tahap siklus operasi. Namun karena ada kesulitan
mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang berbeda dari suatu siklus
operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah peristiwa
kritis dalam siklus untuk waktu pengakuan revenue daln income.
Kriteria spesifik pengakuan revenue
dan income adalah :
1. Diperoleh [earned], dalam satu atau
beberapa pengertian
2. Dalam bentuk yang dapat
didistribusikan
3. Hasil atas konversi yang timbul dari
transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal
4. Hasil dari penjualan yang sah atau
proses serupa
5. Dipotong dari modal
6. Dalam bentuk aset lancar
7. Dampak kotor dan bersih pada ekuitas
pemegang saham harus dapat diestimasi dengan tingkat reliabilitas tinggi
Secara
umum revenue diakui dengan dasar akrual atau dasar peristiwa kritis. Dasar
peristiwa kritis untuk pengakuab revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam
siklus operasi. Peristiwa tersebut mungkin adalah :
- Saat terjadinya penjualan
- Penyelesaian poduksi
- Penerimaan pembayaran untuk
penjualan berikutnya
Dasar penjualan untuk pengakuan
revenue dibenarkan karena :
1. Harga produk dapat diketahui dengan
pasti
2. Pertukaran telah diakhiri dengan
pengiriman barang, sehingga diperoleh pengetahuan yang objektif akan kos yang
terjadi
3. Dalam artian realisasi, penjualan
merupakan peristiwa krusial
Dasar penyelesaian produksi untuk
pengakuan revenue dapat dibenarkan ketika pasar stabil dan harga stabil
tersedia untuk komoditi standar. Dasar
pembayaran untuk pengakuan revenue dibenarkan ketika penjualan akan dilakukan
dan ketika pengakuan akurat yang memadai tidak dapat diberlakukan untuk produk
yang ditransfer.
3. Prinsip
Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa
ekspenses harus diakui pada periode yang sama dengan revenue. Revenue diakui
dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue dan expenses yang terkait
kemudian diakui.
Secara operasional, terdapat proses
dua tahap untuk akuntansi expenses. Pertama kos dikapalisir sebagai aset yang
menggambarkan sekumpulan jasa atau manfaat potensial. Kedua, setiap aset
dihapus sebagai expenses untuk mengakui proporsi jasa potensial aset yang telah
dipakai untuk menghasilkan revenue selama periode tertentu. Jadi, akuntansi
akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan dalam artian kapitalisasi dan
alokasi dibanding akuntansi kas.
Hubungan antar revenue dan expenses
tergantung pada satu dari empat kriteria :
1. Penandingan langsung kos yang telah
terpakai dengan revenue.
2. Penandingan langsung kos yang telah
terpakai dengan periodenya
3. Alokasi kos selama periode yang
mendapatkan manfaat
4. Menjadikan expenses semua kos lain
dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa masih memiliki
manfaat di masa mendatang
4. Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan
tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena
menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan
prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang
digunakan.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa
peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara
konsisten dari periode ke periode. Prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan
serupa sepanjang waktu. Namun prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaann
mengubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut dibenarkan dengan perubahan
keadaan, atau jika prosedur alternatif lebih baik.
Perubahan yang dapat menjustifikasi
perubahan prosedur adalah :
-
Perubahan
dalam prinsip akuntansi
-
Perubahan
dalam estimasi akuntansi
-
Perubahan
dalam entitas akuntansi
6.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Terdapat konsensus umum dalam
akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi yang penuh [ full ], wajar
[ fair ], dan cukup [ adquate ]. Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan
keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa
ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat
informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi
rata-rata investor.
7.
Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan
prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa prinsip tersebut
bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan
reliabel. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua
atau lebih teknik akuntansi yang dapat
diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya
terhadap ekuitas pemegang saham.
8.
Prinsip materialitas
Prinsip materialitas merupakan
prinsip pengecualian atau modifikasi seperti halnya konservatisme. Prinsip ini
menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi
signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tapat. Materialitas berlaku
sebagai petunjuk implisit bagi akuntan dalam artian apa yangs eharusnya
diungkapkan dalam laporan keungan, memungkinkan akuntan untuk memutuskan apa
yang tidak penting atau apa yang tidak menjadi masalah dalam pencatatan kos,
keakuratan laporan keuangan, dan relevansinta bagi pengguna.
9.
Prinsip Keseragaman dan
Komparabilitas
Prinsip konsistensi mengacu pada
penggunaan prosedur yang sama untuk item-item yang terkait dengan perusahaan
tertentu antar waktu. Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang
sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah mencapai
komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keseragaman yang tercipta
karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO.6
Elemen-elemen
laporan keuangan menurut SFAC adalah “the
building block with which financial statement are constructed – the classes of
items that financial statements comprise.” Elemen-elemen dasar – aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan (gain), kerugian (loss), dan
laba/rugi bersih – adalah gambaran atau pernyataan ungkapan dari sumber-sumber
ekonomi suatu entitas, klaim atau hak atas sumber-sumber tersebut, dan pengaruh
transaksi keuangan atau kejadian kejadian ekonomi lainnya yang menyebabkan
perubahan dalam sumber ekonomi atau klaim atas sumber dimaksud.
Menurut
SFAC, terdapat 10 elemen laporan keuangan untuk perusahaan bisnis dan
nonbisnis. Tujuh diantaranya merupakan elemen laporan keuangan untuk perusahaan
bisnis dan nonbisnis, yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan,
dan kerugian. Sedangkan ketiga elemen lainnya – investasi oleh pemilik,
distribusi kepada pemilik, dan laba komprehensif – merupakan elemen laporan
keuangan perusahaan bisnis.
Definisi
elemen-elemen laporan keuangan adalah penting sebab definisi membe-rikan
pedoman didalam menentukan bagaimana satu transaksi atau kejadian ekonomi
lainnya harus diakuntansikan dan dilaporkan dalam daftar keuangan. Misalnya,
anggaplah bahwa satu perusahan pabrikasi tiba-tiba menemukan pada sebidang
tanah yang dimilikya dimana diatasnya terdapat bangunan terdapat beribu ton
mineral yang berharga. Apakah mineral tersebut dicatat sebagai aktiva? Apakah
penemuan tersebut menimbulkan pendapatan? Sebagai contoh lainnya, anggaplah
sebuah perusahaan besar membentuk suatu perencanan pensiun untuk para
karyawannya. Perusahaan menyetujui untuk memberikan pinjaman kredit kepada
karyawan mengingat jasa yang telah diberikannya sebelum rencana tersebut
dilaksanakan sebagai manfaat pensiun sebelum karyawan berhenti bekerja. Adakah kewajiban
untuk membayar manfaat kepada siapa yang menerima pinjaman yang diberikan
perusahaan (sebagai kewajiban) pada saat rencana pensiun dibentuk?
Contoh-contoh dan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengambarkan pentingnya
definisi berbagai elemen daftar keuangan.
Aktiva
Aktiva
adalah manfaat ekonomi di masa datang yang mungkin diperoleh atau dikendalikan
oleh satu entitas tertentu sebagai satu akibat dari transaksi atau peristiwa
masa lalu. Ada tiga karakteristik penting yang dijelaskan dalam definisi tersebut.
Pertama, satu aktiva memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang atau jasa
potensi di masa mendatang yang membentuk arus kas positif. 8 Kedua, satu
entitas dapat memperoleh manfaat ekonomi di masa mendatang dari penggunaan
aktiva dan dapat mengendalikan entitas lain yang menggunakan manfaat tersebut.
Contoh, satu jalan negara dibangun didepan pabrik suatu perusahaan, tentunya
memberikan kemungkinan manfaat bagi perusahaan. Namun, jalan tersebut bukanlah
aktiva perusahaan sebab entitas lain dapat dengan bebas menggunakan manfaat
jalan tersebut. Beda halnya dengan pembangunan jalan masuk kedalam areal pabrik
yang dibangun oleh perusahaan adalah aktiva perusahaan. Ketiga, transaksi yang
menimbulkan manfaat ekonomi di masa datang telah terjadi, artinya manfaat
ekonomi masa datang tidak bergantung pada transaksi atau peristiwa di masa
mendatang. Untuk mengilustrasikannya, satu kontrak dapat menyerukan kepada satu
perusahaan untuk membeli satu barang khusus yang diserahkan oleh perusahaan
kedua pada masa mendatang. Perusahaan yang menanda tangani kontrak pembelian
tersebut untuk membeli barang-barang tersebut tidak memperlakukannya sebagai
aktiva perusahaan sebab penyerahan barang tersebut belum terjadi. Peristiwa
seperti ini adalah suatu persetujuan janji yang disebut dengan executory
contract. Pada saat sekarang ini, hak-hak yang tedapat dalam satu executory
contact tidak dipandang memiliki karakteristik suatu aktiva.
Kewajiban
Kewajiban
adalah pengorban yang mungkin terjadi di masa datang dari manfaat ekonomi yang
timbul dari kewajiban sekarang satu entitas untuk menyerahkan aktiva atau jasa
kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa
dimasa mendatang. Ada tiga karakteristik kewajiban yang terlihat dalam definisi
tersebut. Pertama, satu kewajiban mewajibkan satu perusahaan menyerahkan kas
atau aktiva lainnya atau jasa pada masa akan datang. Contoh, kewajiban dividen
dalam bentuk kas adalah kewajiban sebab pengumuman satu dividen tunai
mewajibkan perusahaan untuk menyerahkan kas kepada pemegang saham pada saat
tanggal pembayaran jatuh tempo. Pembagian dividen dalam bentuk saham, pada saat
pengumumannya tidak menimbulkan adanya kewajiban sebab kewajiban perusahaan
adalah membagi-bagikan saham yang dimiliki perusahaan, sebagai ganti kas, atau
aktiva lain atau jasa, kepada pemegang saham. Kedua, kewajiban untuk
menyerahkan aktiva atau jasa harus nyata kepada satu entitas tertentu. Contoh,
Jika perusahaan A menjamin untuk membayar sebuah wesel (note) yang dikeluarkan
oleh perusahaan B jika terjadi peristiwa perusahaan B tidak mampu melunasinya
pada saat jatuh tempo. Perusahaan A tidak terrbebani satu kewajiban sebagai
akibat dari jaminan tersebut. Kewajiban perusahaan sebagai penjamin akan
menjadi kewajiban hanya jika perusahaan B gagal untuk membayar wesel tersebut.
Ketiga, transaksi atau peristiwa yang mewajibkan satu entitas menyerahkan
aktiva atau jasa harus telah benar terjadi. Kembali pada contoh definisi aktiva
diatas, persetujuan untuk membeli barang di masa datang tidak menimbulkan
kewajiban. Satu kewajiban untuk membayar harga barang timbul hanya jika barang
tersebut telah diterima dimasa datang.
Ekuitas
Ekuitas
atau aktiva bersih adalah hak residu dari perusahaan setelah kewajibannya telah
dikurangi. Sebabnya ekuitas itu merupakan hak residu adalah karena ekuitas
tidak dapat diukur secara bebas dari pengaruh aktiva dan kewajiban. Hubungan
antara aktiva, kewajiban dan ekuitas dalam basis persamaan akuntansi adalah:
Aktiva =
Kewajiban + Ekuitas
atau
ditransformasi sebagai:
Ekuitas =
Aktiva – Kewajiban
Ekuitas,
terkadang disebut juga sebagai ekuitas pemegang saham (stockholders’ equity)
atau ekuitas pemilik (owners’ equity). Investasi oleh para pemilik dan
pendistribusian modal kepada pemilik disebut transaksi ekuitas (equity
transaction) atau transaksi modal (capital transaction). Satu transaksi
penjualan saham milik perusahaan merupakan investasi
oleh pemilik. Dividen tunai yang diumumkan dan dibayar oleh satu perusahaan
kepada pemegang saham biasa disebut sebagai pendistribusian kepada pemilik. Keduanya, pengeluaran saham dan
pembayaran dividen adalah transaksi
ekuitas.
Investasi oleh Pemilik
Peningkatan
aktiva bersih dari perusahaan yang diakibatkan dari pengalihan sesuatu yang
bernilai kepada perusahaan dari entitas lain untuk mendapatkan atau
meningkatkan kepemilikan (atau ekuitas) daari perusahaan. Kebanyakan aktiva
umumnya diterima sebagai investasi oleh pemilik, namun aktiva dapat juga
terdiri atas jasa atau pemenuhan atau konversi kewajiban perusahaan.
Distribusi kepada Pemilik
Penurunan
aktiva bersih dari perusahaan yang diakibatkan oleh pengalihan aktiva,
pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
Distribusi kepada pemilik menurunkan kepemilikan (atau ekuitas) dalam
perusahaan.
Pendapatan
Pedapatan
adalah arus masuk aktiva atau penyelesaian kewajiban, atau keduanya, selama
satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian
jasa, atau aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan
operasi utama satu entitas. Ada dua karakteristik penting pendapatan yaitu
pendapatan (1) timbul dari aktivitas yang mendatangkan keuntungan utama, (2)
sifatnya, terjadi berulang-ulang atau berkelanjutan. Contoh, penjualan secara
grosiran oleh satu supermarket tiap tahunnya menghasilkan pendapatan,
semen-tara penjualan tanah milik satu supermarket yang dekat dengan gudang
bukanlah sebagai pendapatan melainkan menghasilkan keuntungan (gain) atau
kerugian (loss). Para ahli teori akuntansi terkadang menjelaskan pendapatan
sebagai “keberhasilan entitas” (entity
accomplishment) atau “produk usaha” (product of enterprise)
Beban
Beban
adalah arus keluar aktiva atau timbulnya kewajiban, atau keduanya, selama satu
periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa,
atau aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi
utama satu entitas. Karakteristik utama beban adalah terjadi didalam proses
pembentukan pendapatan. Menunjuk pada contoh supermarket yang telah
dite-rangkan terdahulu, gaji karyawan yang bekerja di supermarket adalah
merupakan beban. Beban kadangkala dijelaskan sebagai “usaha entitas” (entity efforts) atau “pengorbanan entitas” yang
dihubungkan dengan perolehan pendapatan.
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan
(gains) adalah pertambahan ekuitas atau aktiva bersih yang timbul dari
transaksi yang tidak biasa terjadi pada satu entitas. Keuntungan timbul dari
transaksi atau peristiwa ekonomi yang tidak berakibat pendapatan atau investasi
pemilik.
Kerugian
(losses) adalah penurunan ekuitas atau aktiva bersih yang timbul dari transaksi
yang tidak biasa terjadi dari satu entitas. Kerugian timbul dari transaksi dan
peristiwa ekonomi yang tidak berakibat pada beban atau pendistibusian pada
pemilik ekuitas.
Ada
beberapa perbedaan penting antara pendapatan dan keuntungan dan antara beban
dan kerugian. Pertama, pendapatan dan beban berhubungan dangan aktivitas utama
suatu perusahaan, sementara keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
aktivitas yang tidak biasa terjadi. Konsekuensinya, pendapatan dan beban
memberikan perbedaan sinyal arus kas dari yang diberikan oleh keuntungan dan
kerugian. Untuk mengilustrasikannya, disebabkan pendapatan terus berlangsung
sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan, para pengguna daftar keuangan
akan mengakses dan meramal arus kas yang berhubungan dengan pendapatan dan
membuat peramalan pedapatan di masa datang secara berbeda dengan arus kas
sehubungan dengan keuntungan. Kedua, pendapatan dan beban menghasilkan arus
masuk dan keluar kotor (gross), sementara keuntungan dan kerugian menghasilkan
arus masuk dan keluar bersih (net). Contoh, pendapatan dari penjualan adalah
satu item pendapatan utama dari satu perusahaan dagang dan menghasilkan arus
masuk kotor sumber-sumber yang berakibat dari aktivitas penjualan. Sebaliknya,
satu keuntungan atas penjualan bangunan, peralatan milik perusahaan berbeda
antar nilai buku aktiva tetap dengan kas atau sumber-sumber yang dari penjualan
itu.
Laba Bersih dan Rugi Bersih
Menurut
GAAP, Laba bersih atau rugi bersih menjelaskan adanya perubahan ekuitas atau
perubahan dalam aktiva bersih dari satu entitas selama satu periode sebagai
satu akibat dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang mendatangkan pendapatan,
beban, keuntungan dan kerugian. Laba bersih dan rugi bersih meliputi seluruh
perubahan dalam ekuitas selama satu periode, kecuali investasi oleh pemilik dan
pendistribusian hasil kepada pemilik, dan perubahan lainya didalam aktiva
bersih (seperti perubahan nilai pasar saham-saham ekuitas yang tidak untuk
dijual pada masa berjalan). Secara metematis laba bersih atau rugi bersih
ditentukan oleh pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Laba atau
rugi bersih = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian
Penting
untuk diketahui, bahwa penggunaan istilah perolehan laba (earning) sebagai
sinonim dari laba (income) berbeda
dengan konsep yang dikemukakan oleh FASB dalam Statement of Financial
Accounting Concepts No. 5, FASB menyarankan bahwa perolehan laba merupakan
satu ukuran kinerja untuk satu periode dan, untuk layaknya, tidak termasuk
item-item yang bersifat diluar periode itu, yaitu item-item yang seharusnya
berada pada periode lain. Secara khusus FASB mengusulkan bahwa perolehan laba
harus tidak termasuk dua kelas berikut ini:
- “Pengaruh penyesuaian akuntansi
tertentu dari periode terdahulu yang dinyatakan dalam periode berjalan,
seperti contoh yang merupakan prinsip dari praktik sekarang ini – pengaruh
kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi – yang termasuk dalam laba
bersih tetapi tak termasuk dalam perolehan laba sebagaimana yang
dicantumkan dalam dalam daftar ini.
- Perubahan lainnya dalam aktiva
bersih (secara prinsip perolehan laba dan rugi) yang dinyatakan satu
periode, seperti perubahan nilai pasar investasi pada sekuritas ekuitas
yang dapat dijual (marketable equity securities) dikelompokkan sebagai
satu aktiva tidak lancar, beberapa perubahan nilai pasar sekuritas
mempunyai praktik akuntansi khusus untuk sekuritas yang dapat dijual, dan
penyesuaian translasi mata uang asing.”
Laba Komprehensif
Perubahan
ekuitas (aktiva bersih) perusahaan selama periode tertentu yang diakibatkan
dari transaksi dan peristiwa serta kejadian-kejadian lain dari sumber non
pemilik. Laba komprehensif mencakup semua perubahan yang terjadi pada ekuitas
selama suatu periode kecuali perubahan yang ditimbulkan oleh investasi pemilik
dan distribusi kepada pemilik.
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN MENURUT IAI
IAI
hanya mengakui 5 elemen laporan keuangan, yaitu :
1. Aset adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan;
2. Kewajiban merupakan utang perusahaan
masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiaannya diharapkan
mengakibatkan aliran kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi;
3. Ekuitas adalah hak residu atas aset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban;
4. Penghasilan (income) adalah
kenaikan manfaat ekonomi selam satu perioda akuntansi dalam bentuk pemasukan
atau penambahan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal; dan
5. Beban (expenses) adalah
penurunan manfaat ekonomi selama satu perioda akuntansi dalam bentuk aliran
keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.